[1D1H] 10 Agustus “Son of Sam”: Kisah Nyata Pembunuh yang Mengincar Wanita Cantik Berambut Panjang

Potret David Berkowitz. Foto: Britannica

 

JAKARTA – Kota New York merupakan kota metropolitan dengan gedung-gedung tinggi menjulang seperti yang sering muncul di film-film Hollywood. Daerah urban yang menjadi salah satu pusat ekonomi Amerika Serikat.

Tapi, tahukah kamu jika Kota New York pernah menjadi saksi aksi pembunuhan berantai yang membuat gempar seluruh Amerika Serikat, bahkan membuat seluruh wanita muda harus memotong rambut panjangnya menjadi pendek?

Di suatu malam akhir Januari 1977, suasana Kota New York terasa cukup hening dan musim dingin masih menyelimutinya. Seorang wanita berambut hitam panjang tengah bersantai di dalam mobil bersama tunangannya, menikmati suasana taman yang lengang selepas menonton film di sebuah bioskop.

Di dalam perkiraan, sekitar hampir pukul 2 dini hari, mereka bersiap pergi ke tempat dansa yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari. Sayangnya, rencana itu gagal. Tiga buah tembakan menembus mobil dan melukai si wanita hingga tewas ketika dibawa ke rumah sakit terdekat.

Nah, cerita di atas adalah salah satu dari banyaknya kasus penyerangan yang dilakukan oleh seorang pria bernama David Richard Berkowitz, seorang mantan tentara Amerika Serikat yang terkenal akan sebutan “Son of Sam” atau “.44 Caliber Killer”. Selama prosesnya, David terbukti sudah menghabisi nyawa enam orang dan melukai belasan lainnya. Bagaimana kisahnya?

Asal-usul

Lahir pada 1 Juni 1953 di Brooklyn, New York, David memiliki nama asli Richard David Falco. Beberapa hari setelah lahir ke dunia, orang tua biologisnya, Elizabeth Broder dan Joseph Kleinman, menyerahkannya untuk diadopsi. Hingga akhirnya David diadopsi oleh Nathan dan Pearl Berkowitz yang merupakan pasangan Yahudi.

Sejak kecil David dianggap sebagai anak yang cerdas. Sayangnya, kecerdasannya itu diiringi oleh perilaku menyimpang yang aneh. David kecil suka melakukan pembakan kecil (arson) dan mencuri barang-barang milik tetangganya. Selain itu, David juga memiliki kesulitan sosial yang menyebabkannya selalu marah dengan emosi yang meledak-ledak.

Pada tahun 1971, David bergabung dengan Angkatan Darat AS dan bertugas di Korea Selatan. Di sanalah David mulai mengalami kesehatan mental yang serius seperti mendengar suara-suara dan berdelusi. Bahkan, dia mengakui ikut dalam kelompok satanik yang masih menjadi perdebatan karena tidak adanya bukti khusus yang ditemukan.

Kejahatan David Berkowitz

Gangguan mental yang dialami David makin parah ketika ia mulai melakukan aksinya dengan melakukan penembakan acak di Kota New York pada 1976-1977. Target pertamanya adalah Donna Lauria yang berusia 18 tahun dan temannya Jody Valenti.

Keduanya ditembak ketika korban sedang berada di dalam mobil. Jody Valenti selamat, namun tidak dengan Donna Lauria. Serangan inilah yang memulai teror-teror selanjutnya.

David mulai makin sering melancarkan aksinya. Serangannya lebih tertuju kepada wanita berambut hitam panjang. Menurut pengakuannya, David memiliki trauma pribadi dengan seorang perempuan berambut panjang. Dia juga mengaitkan tipe rambut itu dengan daya tarik seksual yang memicu dorongan untuk membunuh.

Di beberapa aksinya kemudian, David mulai meninggalkan surat-surat dengan kalimat aneh di TKP. Salah satu surat yang membuatnya ditakuti ditemukan pada 17 April 1977 yang bertuliskan “I am the Son of Sam”.

Sebelumnya, David lebih dikenal sebagai “.44 Caliber Killer” karena senjata pistol revolver Charter Arms Bulldog kaliber .44 yang dipakainya dalam setiap penyerangan. Akhirnya, banyak wanita di Kota New York mulai memotong pendek rambut mereka untuk menghindari perburuan yang dilakukan oleh David “Son of Sam”.

Akhir Teror Son of Sam

Setelah meneror Kota New York selama lebih kurang satu tahun, polisi New York mulai berhasil menemukan titik terang ketika seorang wanita bernama Cacilia Davis memberikan laporan tentang adanya pria muda yang mencurigakan di dekat tempat parkir mobil dan bunyi tembakan tidak lama ketika dia pergi dari tempat itu.

Empat hari setelahnya, Cacilia Davis akhirnya memberanikan diri melapor kepada pihak kepolisian. Informasinya menjadi petunjuk penting yang mengarah pada sebuah mobil Ford Galaxie kuning tahun 1970 yang terparkir di dekat lokasi penembakan malam itu. Mobil tersebut ternyata terdaftar atas nama David Berkowitz.

Pada 9 Agustus 1977, detektif NYPD James Justis menghubungi Kepolisian Yonkers untuk meminta mereka menjadwalkan wawancara dengan David.

Saat itulah seorang petugas operator, Wheat Carr, langsung mengenali nama tersebut. Dia bahkan menyebut bahwa David adalah tetangganya dan pernah menembak seekor anjing Labrador milik ayahnya, Sam Carr.

Nama “Sam” yang disebutkan Wheat membuat Justis menyadari potongan teka-teki yang selama ini dicari akhirnya mulai tersusun.

Malam itu, tim detektif mengintai apartemen David di Yonkers. Di dalam mobilnya yang terparkir di jalan, mereka menemukan surat ancaman yang ditujukan kepada seorang perwira polisi. Surat itu penuh dengan kalimat ejekan, khas gaya “Son of Sam”. Para petugas pun semakin yakin, target mereka sudah tepat.

Tidak lama kemudian, David keluar dari gedung apartemen sambil membawa tas kertas. Para detektif langsung mengelilinginya. Tanpa ada perlawanan berarti, ia diborgol di tempat. Saat ditanya identitasnya, David hanya tersenyum tipis dan berkata dengan nada santai, “Kalian menang. Saya ‘Son of Sam’.”

Di dalam mobilnya, polisi menemukan pistol revolver Charter Arms Bulldog kaliber .44 yang menjadi senjata pembunuh dalam semua kasus, lengkap dengan amunisi dan peta lokasi penembakan sebelumnya.

Penangkapan David Berkowitz pada 10 Agustus 1977 menjadi akhir dari teror yang membuat warga New York hidup dalam ketakutan selama setahun penuh.

Meskipun ia sudah berada di balik jeruji, rasa ngeri akan malam-malam mencekam itu tetap membekas di ingatan warga kota, dan menjadi salah satu bab tergelap dalam sejarah kriminal Amerika Serikat.

Harfi Admiral

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top