Joko Anwar Puji Peningkatan Kualitas Perfilman Lewat Penjurian Film Pendek

Joko Anwar. Foto: IMDb

 

JAKARTA – Sutradara Joko Anwar mengungkapkan kekagumannya terhadap antusiasme dan peningkatan kualitas karya dari sineas-sineas muda di Indonesia.

“Luar biasa ya, kita nonton film-film yang masuk finalis untuk Klik Film Short Movie Competition ini bukan saja idenya yang beragam, tapi juga sangat responsif terhadap apa yang sedang terjadi di Indonesia sekarang,” ujar Jokan, sapaan akrabnya, saat konferensi pers di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (29/8/2025).

Jokan yang ditunjuk menjadi juri kompetisi film pendek Klik Film, menjelaskan karya-karya yang masuk penjurian tidak hanya beragam tetapi juga relevan dengan kondisi sosial saat ini.

Dia juga menjelaskan bahwa dalam proses penjurian, tim juri yang terdiri atas dirinya dan tiga orang lainnya mencari film yang memiliki ide segar dan relevan dengan masyarakat, yang kemudian dieksekusi dengan baik.

“Kalau misalnya mereka punya ide, eksekusinya (pelaksanaannya) bagus, itu yang kita cari,” kata Jokan.

Ia menambahkan bahwa film dengan ide kuat namun kurang dalam pembuatannya masih bisa dipertimbangkan, namun jika tanpa ide yang kuat meskipun teknisnya tinggi, cenderung sulit untuk dipilih.

Sebanyak 30 film pendek berhasil lolos sebagai finalis dalam kompetisi film pendek Klik Film yang diikuti total 360 pendaftar.

Jokan mengatakan dari 30 hanya terdapat dua film yang bergenre horor. Pengumuman itu menjadi awal dari seleksi ketat berikutnya untuk melihat tiga film pendek terbaik dan satu pemenang pilihan penonton yang diumumkan saat Jakarta World Cinema (JWC) berlangsung di Jakarta pada 27 September hingga 4 Oktober mendatang.

Ragam Ide dan Narasi

Ke-30 finalis itu menunjukkan keragaman ide dan narasi, dengan judul-judul seperti A Boy and Dilemma at the End of Times karya Ariyandhi Achbar, Ambil Alih karya Diano Eko, dan Atas Nama Budiman karya Noval Auril Alfarrel.

Film-film lain yang berhasil masuk dalam daftar finalis antara lain Bapak Ini Harus Remidi! oleh Muhammad Fawwaz Fauzarrahman, GND karya Imam Syafi’i, dan Kepaten Obor karya Lukman Hakim.

Tidak hanya mengangkat isu-isu sosial, beberapa film juga menawarkan cerita yang unik dan menyentuh, seperti Dosa Berbalut Doa karya Saiadin Akhsana Quds, Il Fiore Senza Vita karya Ferran Nasri, dan No UFO Sightings in a Third World Country karya Aby Kusdinar.

Daftar lengkap finalis juga mencakup Pembayun karya Ardian Parasto, Piringan Bermarka Biru karya Ayyub Basya, Titip Pesan karya Hielmy Aditya, hingga Will Today Be a Happy Day? karya M. Kanz Daffa.

Karya-karya tersebut akan bersaing untuk memperebutkan gelar terbaik dalam kompetisi yang menjadi ajang pembuktian bagi para pembuat film muda.

Jakarta World Cinema (JWC) 2025 digagas KlikFilm dengan format hybrid, memadukan penayangan online di KlikFilm dan pemutaran langsung di bioskop CGV Grand Indonesia.

Festival ini menampilkan 185 film dari 66 negara, terdiri dari 155 film panjang dan 30 film pendek. Film pembuka JWC 2025 adalah Sentimental Value karya Joachim Trier, sementara film penutupnya adalah It Was Just an Accident karya Jafar Panahi.

Direktur Eksekutif Jakarta World Cinema, Frederica, mengungkapkan kebanggaannya atas festival ini yang menghadirkan film-film dari sutradara ternama hingga talenta baru.

Terdapat beragam program, seperti ICON, First Feature Competition, Discovery, World Cinema, Night Screamer, dan Spotlight Asia, yang mencerminkan komitmen JWC dalam merayakan sinema global.

Rasinesia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top