
JAKARTA – Di tengah dinginnya cuaca Kabupaten Agam, khususnya di Jorong Parik Lintang, Nagari Ladang Laweh, Aksioma Rumah Belajar memberikan ruang yang sifatnya menghangatkan pikiran dan impian generasi muda.
Selama ini, pendidikan dianggap menjadi penopang dari berbagai bidang, sehingga tidak salah rasanya apabila dikatakan bahwa pendidikan adalah hal penting dalam kemajuan suatu daerah. Maka dari itu, bak oase di tengah gurun, Aksioma Rumah Belajar hadir sebagai komunitas yang memberikan ruang pembelajaran bagi orang-orang yang tetap ingin belajar di tengah ekonomi keluarga yang kurang memadai untuk biaya tambahan belajar di luar sekolah.
Aksioma Rumah Belajar merupakan komunitas yang bergerak di bidang pendidikan sejak tahun 2022. Tak sekadar sebagai ruang belajar yang inklusif dan menerima setiap peserta dari berbagai latar belakang, Aksioma Rumah Belajar juga memiliki program kerja tahunan yang disusun berdasarkan kebutuhan pesertanya, seperti kelas persiapan SNBT-UTBK yang menjadi fokus bagi para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Saat ini, hampir setiap orang tua menginginkan anak-anaknya mengecap pendidikan setinggi mungkin. Ada perbedaan dalam segi emosional yang membanggakan bagi orang tua ketika anaknya menempuh pendidikan di perguruan tinggi hingga bergelar sarjana dibandingkan dengan tamatan sekolah menengah.
Hampir setiap siswa kelas 12 memiliki impian untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan segala impian dan bayangan cita-cita dalam diri, mereka berusaha untuk dapat diterima di perguruan tinggi, baik itu melalui jalur prestasi (SNBP), seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), ataupun jalur mandiri. Segala usaha dan doa tebersit dalam perjuangan mereka yang menginginkan pendidikan perguruan tinggi.
Hal tersebut menjadikan dasar penggerak bagi Aksioma Rumah Belajar menyediakan ruang pembelajaran Kelas Persiapan SNBT-UTBK. Kelas ini dihadirkan dengan pertimbangan adanya tujuh subtes SNBT yang bisa dikatakan tidak dipelajari secara rinci di bangku sekolah menengah.
Ketujuh subtes tersebut adalah Penalaran Umum (PU), Pemahaman Bacaan dan Menulis (PBM), Pengetahuan dan Pemahaman Umum (PPU), Pengetahuan Kuantitatif (PK), Literasi Bahasa Indonesia (LBI), Literasi Bahasa Inggris (LBE), dan Penalaran Matematika (PM).
Ketujuh subtes tersebut memiliki tingkatan kesulitan yang tinggi guna menyaring calon mahasiswa dapat lulus tepat waktu. Sebagaimana tujuan ketiga dari tes SNBT-UTBK dapat dilihat pada stus snpmb.id yang mengatakan, “menyeleksi calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di PTN dengan baik dan tepat waktu berdasarkan hasil UTBK.”
Penyeleksian yang diberikan tentu menekankan pada kemampuan bernalar, literasi, dan persiapan calon mahasiswa untuk dapat masuk ke dalam perguruan tinggi.
Baca Selengkapnya: Mahasiswa Japanese Popular Culture BINUS University Raih Prestasi Global di Kyoritsu Japanese Experience Contest 2025
Berdasarkan laporan yang disampaikan dalam siaran langsung konferensi pers Pengumuman SNBT 2025 yang digelar pada 27 Mei 2025 melalui kanal YouTube SNPMB ID, sebanyak 860.976 orang mendaftar SNBT-UTBK tahun 2025 dan yang diterima hanya sebanyak 253.421 peserta.
Secara persentase yang diterima hanya 29,43%. Data tersebut membuktikan bahwa tidak mudah untuk dapat masuk perguruan tinggi melalui jalur SNBT UTBK. Tidak salah rasanya jika tempat-tempat bimbingan belajar/les menjamur saat ini di daerah-daerah jika melihat persentase tersebut.

Dalam ketidakmudahan tersebut, ditambah kurang memadainya kondisi ekonomi keluarga peserta didik yang tinggal di daerah dengan akses bimbingan belajar yang relatif mahal, Aksioma Rumah Belajar membuka ruang pembelajaran kelas persiapan SNBT-UTBK secara GRATIS, khususnya kepada peserta didik kelas 12 SMA/sederajat yang tinggal di Jorong Parik Lintang. Namun, ada juga beberapa peserta di Aksioma Rumah Belajar yang tidak berasal dari jorong tersebut.
Kelas gratis yang diadakan ini sudah dimulai dari 13 September 2025. Kelas ini akan berakhir pada 17 April 2026. Saat ini, peserta yang terlibat aktif dalam pembelajaran berjumlah 12 orang. Pada dasarnya, kelas ini diadakan secara gratis tiga-empat kali dalam seminggu melihat kondisi ekonomi orang tua mereka.
Kelas Persiapan SNBT-UTBK ini sudah berlangsung selama empat tahun. Tiga tahun terakhir, Aksioma Rumah Belajar sudah memberikan ruang dan mempermudah para calon mahasiswa untuk dapat menggapai impiannya. Angkatan pertama Aksioma Rumah Belajar saat ini sudah duduk di semester lima perguruan tinggi. Syukurnya lagi, setiap tahun Aksioma Rumah Belajar selalu menjebolkan para peserta ke perguruan tinggi negeri.
Kedua belas peserta pada tahun ini memiliki impian untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan berharap dapat meraih gelar sarjana. Suatu impian tanpa ruang pembelajaran dan ruang berbenah menyebabkan impian menjadi sebatas impian. Maka daripada itu, Aksioma Rumah Belajar hadir untuk mempermudah mewujudkan impian tersebut.
Diego Alpadani


Pingback: Bahasa di Era Digital dalam Konteks Identitas dan Adaptasi Budaya – Rasinesia