
JAKARTA – Di era ketika media sosial mendorong musisi untuk terus berbagi kehidupan pribadi dengan publik, penyanyi asal Jepang, Ado, membuktikan bahwa misteri juga bisa menjadi daya tarik dan komoditi yang berharga.
Penyanyi berusia 22 tahun itu menghabiskan musim semi dan musim panasnya dengan tampil di 33 kota di Asia, Eropa, dan Amerika.
Sebagaimana ditulis Billboard, ia tampil di dalam sebuah kotak transparan berbentuk kubus yang hanya menampakkan siluetnya. Tanpa layar besar yang menampilkan wajahnya—bahkan kamera dan teropong pun dilarang keras dalam konsernya—penonton hanya bisa fokus pada suara memikatnya dan pertunjukan cahaya serta grafis yang ditampilkan di belakangnya.
“Saya rasa salah satu alasan mengapa orang-orang yang datang ke konser saya atau mendengarkan musik saya adalah karena gaya saya. Saya juga tidak berbicara hanya pada satu gender tertentu,” kata Ado dalam wawancara Billboard, Kamis (4/9/2025).
Bagi Ado, ini ada kaitannya dengan dirinya yang tidak mengungkapkan identitas diri dan juga suaranya.
“Suara saya tidak sepenuhnya feminin dan terkadang bahkan bisa lebih kuat daripada suara maskulin.” terang Ado.
Meskipun penonton hanya bisa melihat siluetnya, Ado tetap menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya. Ado bisa melihat banyak hal. Ia bisa melihat penonton yang melompat-lompat, ada juga yang tampak benar-benar fokus pada penampilannya.
Ada anak-anak kecil, ada juga orang-orang yang lebih tua. Basis penggemarnya, menurut Ado, sangat beragam, mulai dari remaja hingga orang dewasa yang tampak begitu mencintainya atau musiknya dan itu membuat Ado merasa sangat bersyukur.
Popularitas Ado di kancah musik
Ado dengan cepat menempati posisi penting dalam upaya Jepang mengekspor musik ke pasar Amerika Serikat dan dunia. Ia menandatangani kontrak dengan Universal Music Group pada 2020, lalu setahun kemudian berhasil menduduki puncak Billboard Japan Hot 100 dengan lagu Usseewa.
Popularitas global anime Jepang turut membantu Ado meraih basis penggemar di luar negeri. Pada 2022, ia menjadi penyanyi soundtrack dalam film One Piece Film: Red dan mencapai posisi nomor satu di Billboard Global 200 dengan lagu New Genesis.
Tahun lalu, ia menarik perhatian audiens baru setelah tampil sebagai bintang tamu di remix lagu Imagine Dragons berjudul Take Me to the Beach.
Tahun ini, Ado bahkan dinobatkan sebagai artis Jepang dengan jumlah streaming terbanyak di Spotify di luar Jepang.
Ado di arena musik dunia
Dalam tur dunia terbarunya, Hibana World Tour, Ado mencetak sejarah sebagai artis Jepang pertama yang berhasil menjual habis tiket konser di arena-arena besar seperti Crypto.com Arena di Los Angeles, SAP Center di San Jose, Dickies Arena di Fort Worth (Texas), Uber Arena di Berlin, Accor Arena di Paris, hingga Ziggo Dome di Amsterdam. Meski demikian, publik tetap tahu sangat sedikit tentang dirinya selain musiknya.
Ado sendiri menekankan bahwa dirinya bukanlah satu-satunya yang memilih untuk tetap anonim. Kerahasiaan identitas sudah menjadi hal lumrah dalam dunia musik vocaloid di Jepang—genre yang berpusat pada musik yang diciptakan dengan perangkat lunak sintetis vokal.
Ia tumbuh dengan menonton video vocaloid di platform berbagi video Jepang, Niconico, dan kemudian menjadi seorang utaite—sebutan bagi penyanyi yang meng-cover lagu vocaloid.
Para utaite biasanya menjaga identitas tetap tersembunyi dan menggunakan avatar untuk mewakili persona publik mereka.
“Saya berpikir, ‘Oke, ini mungkin sesuatu yang bisa saya lakukan.’ Karena sebelumnya, saya selalu mengira jika ingin menjadi penyanyi, saya harus tampil di TV, menunjukkan siapa diri saya, dan berada di bawah sorotan. Tapi bisa melakukannya secara anonim justru membuka begitu banyak kemungkinan,” tutup Ado.
Rasinesia
Pingback: Vero.BK and The Tumbleboys Melepas Kerinduan Lewat Single Terbaru “Untuk Masa Lalu” – Rasinesia