
JAKARTA – Indonesia adalah negeri yang kaya akan sejarah perjuangan kemerdekaannya. Jejak-jejak perjuangan tersebut tidak hanya tertulis di buku, tetapi juga terpahat nyata di berbagai destinasi wisata sejarah yang tersebar di seluruh nusantara.
Melalui tempat-tempat ini, kita bisa menyaksikan langsung saksi bisu peristiwa penting yang telah membentuk identitas bangsa.
Mengunjungi destinasi wisata sejarah kemerdekaan menjadi sebuah perjalanan napak tilas yang membawa kita kembali ke masa lalu.
Di sana, setiap monumen, museum, atau situs bersejarah menyimpan kisah heroik dan pengorbanan para pahlawan yang berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Suasana di tempat-tempat ini mengajak kita untuk lebih menghargai makna perjuangan dan arti kemerdekaan itu sendiri.
Lewat pengalaman mengunjungi destinasi wisata sejarah, bukan hanya pengetahuan kita yang bertambah, tetapi juga rasa cinta tanah air yang tumbuh semakin dalam. Napak tilas menjadi cara nyata untuk menghubungkan generasi muda dengan warisan sejarah, sekaligus menginspirasi semangat nasionalisme yang tak pernah pudar.
Kini, saatnya kita menelusuri jejak perjuangan tersebut dan merasakan langsung bagaimana kemerdekaan itu diraih dengan penuh keberanian dan pengorbanan.
Dilansir dari laman Kemenpar, berikut beberapa destinasi wisata sejarah yang dapat kita kunjungi dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia.
Benteng Fort Rotterdam
dibangun berabad-abad silam, Benteng Fort Rotterdam masih berdiri gagah di tengah Kota Makassar. Keberadaan benteng ini tidak dapat dipisahkan dari kehadiran Kongsi Dagang Belanda (VOC) di Sulawesi.
Dahulunya, Benteng Rotterdam difungsikan sebagai markas komando pertahanan, kantor perdagangan, hingga pusat pemerintahan Belanda di wilayah timur Indonesia.
Setelah beberapa kali beralih fungsi, kini Benteng Rotterdam menjadi salah satu objek wisata sejarah terbesar di Makassar.
Koleksi menarik di Benteng Rotterdam adalah naskah La Galigo, yang diakui UNESCO sebagai Memory of The World.
Hotel Majapahit
Hotel Majapahit terletak di jantung Kota Surabaya. Hotel Majapahit dahulunya bernama Hotel Yamato, hotel yang menjadi saksi pertempuran antara pemuda Surabaya dengan Belanda.
Peristiwa ini juga yang menjadi cikal-bakal pecahnya peristiwa 10 November 1945, yang kini terus diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Kalian dapat mengikuti tur di dalam hotel bersejarah ini dengan durasi 30–40 menit. Segala cerita menarik tentang sejarah hotel di masa lalu, arsitekturnya yang ikonik hingga tamu-tamu legendaris serta momen-momen yang tak terlupakan diceritakan dengan menarik oleh pemandu yang berpengalaman.
Jelajahi tempat-tempat yang paling fotogenik dan memiliki nilai sejarah, termasuk Flag Terrace yang terkenal, koridor Art Deco yang elegan, dan suite-suite yang pernah sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh dunia.
Rumah Rengasdengklok
Rumah Rengasdengklok adalah rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong, yang berprofesi sebagai petani. Rumah Rengasdengklok merupakan tempat bersejarah yang erat kaitannya dengan peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta.
Pada malam menjelang kemerdekaan Indonesia, tokoh golongan muda progresif Indonesia berinisiatif menculik Soekarno dan Hatta. Penculikan ini bertujuan untuk mencegah Soekarno Hatta dari pengaruh Jepang.
Selain itu, golongan muda juga mendesak Soekarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia melalui momen Rengasdengklok. Rumah ini dianggap aman karena saat itu Rengasdengklok merupakan wilayah kekuasaan tentara PETA dan jauh dari kekuasaan Jepang.
Kasur yang digunakan oleh Soekarno dan Hatta beserta keluarganya masih terpajang di rumah tersebut. Saat ini, rumah singgah tersebut masih dimiliki oleh keluarga Djiauw Kie Siong.
Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende
Destinasi wisata di Ende yang lekat dengan sejarah adalah Rumah Pengasingan Bung Karno. Lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Kota Ende. Sebab, selama 4 tahun Bung Karno pernah “dibuang” ke Ende oleh pemerintah kolonial kala itu.
Konon, Bung Karno mendapatkan inspirasi, ide, serta gagasan mengenai kebangsaan dan kebhinekaan saat masa pengasingan di Ende. Khususnya dalam merumuskan Pancasila.
Pada tahun 1934-1938, Bung Karno diasingkan oleh Belanda ke Ende karena berusaha membuat Indonesia merdeka. Rumah inilah yang menjadi tempat tinggal Bung Karno selama di Ende.
Rumah Pengasingan Bung Karno mempunyai arti khusus bagi Indonesia. Karena berawal dari rumah ini Bung Karno menggali nilai-nilai luhur Pancasila. Memiliki nilai sejarah yang kental, Rumah Pengasingan Soekarno ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Nasional, sesuai dengan Surat Keputusan bernomor 285/M/2014 pada 13 Oktober 2014.
Di dalam Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, kalian masih bisa melihat beberapa peninggalan Bung Karno yang masih terawat dengan baik. Mulai dari ranjang, lemari, biola, lampu minyak, hingga peralatan masak yang dipamerkan.
Tugu Proklamasi
Salah satu destinasi wisata bersejarah yang juga menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Tugu Proklamasi. Di masa kemerdekaan, lokasi Tugu Proklamasi ini merupakan rumah dari Sang Proklamator, Ir. Soekarno.
Di tempat inilah Ir. Soekarno, didampingi oleh Moh. Hatta, membacakan Naskah Proklamasi sekaligus menjadi penanda kemerdekaan Indonesia.
Tugu Proklamasi dibangun di tanah kompleks Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, yang dahulunya adalah Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah tinggal Bung Karno.
Tugu ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 oleh Menteri Penerangan saat itu Budiardjo. Di antara yang hadir adalah mantan Wakil Presiden M. Hatta. Kemudian dilanjutkan oleh Presiden Soeharto pada 17 Agustus 1980 untuk meresmikan Monumen Proklamasi.
Melalui perjalanan napak tilas ke berbagai destinasi wisata sejarah, kita tidak hanya mengenang kembali perjuangan para pahlawan, tetapi juga memperkuat ikatan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Setiap tempat membawa kisah yang mengajarkan kita pentingnya pengorbanan, semangat juang, dan rasa cinta tanah air. Mari terus lestarikan warisan sejarah ini dengan mengunjunginya dan menularkan nilai-nilai kemerdekaan kepada generasi mendatang, agar api perjuangan tak pernah padam dalam jiwa setiap anak bangsa.
Rasinesia