
JAKARTA – Neil Druckmann, co-showrunner serial HBO The Last of Us, akhirnya meninggalkan proyek yang ia bangun bersama Craig Mazin. Keputusan itu bukan diambil secara tiba-tiba, melainkan karena Druckmann merasa sudah berhasil mencapai “tujuan gila” yang ia tetapkan sejak awal: membawa kisah The Last of Us ke audiens yang jauh lebih luas melampaui para gamer.
“Tujuan saya untuk serial ini ada banyak, sebagian cukup egois. Saya ingin mengangkat The Last of Us agar dikenal lebih luas, bahkan oleh orang yang mungkin tidak akan pernah memainkan video gamenya,” ujar Druckmann dalam wawancara menjelang ajang Emmy Awards, sebagaimana dilansir dari Variety, Jumat (12/9/2025).
Druckmann mengaku bahwa ia juga ingin mengangkat Naughty Dog tempat ia berkarya selama 21 tahun serta video gim itu sendiri. Tujuannya sederhana tapi menantang: orang menonton serial ini tanpa tahu bahwa kisahnya berasal dari video gim, lalu terkejut ketika tahu kebenarannya.
Pada Juli lalu, Druckmann resmi mundur sebagai co-showrunner setelah penayangan episode terakhir musim 2 yang sekaligus mengumumkan pembaruan untuk musim 3. Episode final itu ditonton 3,7 juta penonton, sementara rata-rata penonton musim 2 lebih tinggi daripada musim pertama. Musim ini juga berhasil meraih nominasi Emmy untuk kategori drama terbaik, aktor terbaik bagi Pedro Pascal, dan aktris terbaik bagi Bella Ramsey.
“Kami punya data yang menunjukkan orang-orang menonton serial ini, lalu membeli PlayStation atau versi PC untuk memainkan The Last of Us. Serial ini jadi pintu masuk ke medium yang sangat saya cintai. Tapi itu semua karena kerja keras, terutama membangun musim pertama dari nol. Musim kedua juga sangat penting untuk memastikan jalan cerita gim kedua bisa sampai dengan baik. Namun, saya merasa jalurnya sudah terbentuk. Saatnya kembali ke hal yang menjadi awal segalanya yaitu membuat video game sepenuhnya,” ungkap Druckmann.
Meski meninggalkan kursi co-showrunner, Druckmann tidak mencari pekerjaan baru. Ia kembali fokus ke perannya sebagai pimpinan Naughty Dog, salah satu studio kebanggaan PlayStation. Saat ini, ia tengah mengerjakan proyek besar berikutnya berjudul Intergalactic: The Heretic Prophet.
“Naughty Dog lebih besar dari satu orang. Selama saya sibuk dengan serial, banyak orang di studio yang mengambil peran penting. Ada Matthew Gallant (game director), Claire Carre (narrative director), Kurt Margenau (game director), dan Alison Mori (studio manager). Mereka memberi saya ruang untuk fokus pada serial, sekaligus memastikan studio tetap berjalan dengan baik,” tambah Druckmann.
Dalam wawancaranya, Druckmann juga berbagi pandangan soal ajang penghargaan. Menurutnya, perbedaan utama antara penghargaan untuk game dan TV ada di suasana.
“Game lebih santai, agak nerd, lebih sesuai dengan saya. Tapi saya juga menikmati kemegahan ajang TV, melihat semua orang berdandan, dan atmosfer “kacau” khas Hollywood. Baru-baru ini saya membawa orang tua saya ke Humanitas Awards dan itu menyenangkan, jadi mungkin saya akan mengajak salah satu dari mereka ke Emmy juga,” katanya.
Baca Selengkapnya: “Sore: Istri dari Masa Depan” Jadi Film Perwakilan Indonesia di Oscar 2026
Ketika ditanya tentang episode The Last of Us musim 2 yang paling ingin ia tonjolkan untuk Emmy, Druckmann menyebut episode 202 dan 206 sebagai karya yang paling membanggakan.
“Kami sangat senang melihat Pedro dan Bella mendapatkan nominasi. Tapi yang mengejutkan adalah penampilan Joey Pantoliano di episode 206, The Price. Karakter Eugene yang ia perankan benar-benar melampaui ekspektasi saya.” ungkapnya bangga.
Kini, dengan langkah barunya, Neil Druckmann meninggalkan jejak kuat di dunia televisi lewat The Last of Us, sekaligus menyiapkan gebrakan baru di dunia video gim melalui Intergalactic: The Heretic Prophet.
Rasinesia