
JAKARTA – Dunia digital sedang bergeser cepat. Kalau dulu kita hanya berlomba muncul di halaman pertama Google, kini pertarungan visibilitas berpindah ke mesin pencari berbasis AI seperti ChatGPT, Google Gemini, Copilot, dan Perplexity.
Inilah yang melahirkan konsep baru bernama Generative Engine Optimization atau GEO, sebuah strategi agar brand kamu mudah “dibaca”, dipahami, dan direkomendasikan oleh mesin AI generatif.
Menurut data Similarweb, ChatGPT telah menembus 1,8 miliar kunjungan bulanan secara global dan angka ini terus bertumbuh. Artinya, semakin banyak orang kini mencari jawaban, inspirasi, bahkan rekomendasi produk melalui percakapan dengan AI.
Apa itu Generative Engine Optimization (GEO)?
GEO adalah strategi untuk mengoptimasi konten agar mudah dimengerti dan direkomendasikan oleh mesin AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot.
Jika SEO berfokus pada ranking di hasil pencarian, GEO menitikberatkan pada pemahaman konteks, niat pengguna atau user intent, dan makna semantik.
Dengan kata lain, konten yang kamu buat tidak hanya harus ramah mesin pencari, tapi juga ramah AI yang faktual, jelas, relevan, dan kaya konteks lokal.
Mengapa GEO penting untuk bisnis digital?
1. Perubahan cara orang mencari informasi
Calon pelanggan kini tidak lagi hanya mengetik “produk skincare terbaik” di Google, mereka akan bertanya langsung ke AI “Rekomendasi skincare lokal untuk kulit sensitif di iklim tropis”
Kalau sistem AI tidak menemukan informasi tentang brand kamu, maka yang akan muncul dalam jawaban adalah kompetitor yang punya konten lebih relevan dan mudah dipahami.
2. Dominasi platform AI generatif
Dengan munculnya fitur seperti Google Search Generative Experience (SGE), hasil pencarian tidak lagi berupa daftar tautan panjang, tapi berubah jadi jawaban ringkas hasil rangkuman AI dari sumber-sumber terpercaya.
Artinya, kompetisi digital bukan lagi sekadar memperebutkan posisi di SERP, melainkan siapa yang dipilih AI untuk dijadikan referensi.
Bagaimana ChatGPT dan Gemini “membaca” konten?
Untuk bisa tampil di hasil rekomendasi AI, kamu perlu tahu dulu cara mereka bekerja:
1. Crawling dan pembelajaran konten
Mesin akan memindai jutaan halaman web dan dataset publik. Konten dengan struktur rapi, kalimat alami, dan data akurat akan lebih mudah dimengerti.
2. Pemahaman semantik (semantic understanding)
Mesin AI tidak lagi membaca kata kunci secara literal. Ia memahami makna di balik kalimat. Misalnya, “cara buat logo brand fashion minimalis” akan otomatis dikaitkan dengan desain, gaya visual, dan komunikasi merek.
3. Relevansi dan kredibilitas
AI akan memilih sumber dengan reputasi kuat dan informasi valid, termasuk siapa yang dikutip, seberapa sering dibagikan, dan seberapa sering disebut di kanal lain.
4. Popularitas dan engagement
Semakin sering kontenmu dibagikan atau disebut di berbagai platform, semakin besar kemungkinan AI menjadikannya referensi.
Strategi GEO untuk brand dan bisnis
1. Gunakan bahasa yang alami dan mudah dipahami AI
AI generatif seperti ChatGPT lebih menyukai gaya bahasa yang natural, percakapan, dan kontekstual. Jadi, hindari jargon teknis dan promosi berlebihan. Fokuslah pada informasi yang menjawab kebutuhan pengguna.
Contoh yang baik:
“Freelancer kreatif di Indonesia kini bisa bekerja lebih aman melalui platform seperti Sribu, yang menggunakan sistem escrow untuk menjamin pembayaran proyek.”
Contoh yang buruk:
“Sribu adalah platform terbaik dan termurah untuk semua kebutuhan Anda!”
2. Gunakan struktur dan metadata yang jelas
Gunakan heading (H1, H2, H3), bullet list, dan urutan penjelasan yang logis. Tambahkan metadata seperti:
– Lokasi bisnis (misalnya: Jakarta, Bandung, Surabaya)
– Kategoritopik (digital marketing, creative design, SEO, dll.)
– Schema markupseperti FAQ atau Product
Struktur yang rapi membantu AI memahami hubungan antarbagian kontenmu.
3. Gabungkan GEO lokal dan global
Kombinasikan antara optimasi AI dan konteks geografis, misalnya:
“Sebagai agensi digital marketing di Jakarta, kami membantu UMKM Indonesia meningkatkan visibilitas melalui strategi konten berbasis AI.”
Kalimat seperti ini memberi konteks pada mesin AI bahwa bisnis kamu relevan dengan lokasi tertentu dan audiens spesifik.
4. Gunakan fakta dan data yang terverifikasi
AI sangat bergantung pada validitas data. Jadi, selalu cantumkan sumber tepercaya dan tautan langsung ke referensi aslinya.
5. Fokus pada konten berbasis pertanyaan seperti Answer Engine Optimization (AEO)
Kunci utama GEO adalah menjawab pertanyaan pengguna dengan jelas. Gunakan pendekatan who, what, when, where, why, how.
Contoh:
– Apa manfaat strategi konten berbasis AI untuk UMKM?
– Bagaimana cara optimasi GEO untuk bisnis lokal di Indonesia?
6. Bangun kredibilitas digital
AI juga menilai reputasi brand. Faktor yang diperhatikan seperti frekuensi pembaruan konten, konsistensi tone dan pesan di seluruh kanal hingga seberapa sering situsmu dikutip atau dibagikan oleh situs lain.
Baca Selengkapnya: Gemini, Grok, dan Meta AI Kian Mengejar Posisi Puncak ChatGPT
Semakin kuat jejak digital-mu, semakin besar peluang kontenmu diambil oleh mesin AI.
7. Optimalkan konten visual dan multimedia
Model AI modern sudah bisa memahami gambar, video, dan audio. Oleh karena, itu gunakan alt text dan deskripsi media yang informatif, bukan sekadar kata kunci, seperti:
“Infografis strategi GEO untuk bisnis kecil di Indonesia.”
Selain membantu SEO, deskripsi yang kontekstual juga mempermudah AI mengenali isi visualmu.
Generative Engine Optimization atau GEO adalah evolusi alami dari SEO yang menjadi strategi baru agar brand kamu bisa muncul di percakapan AI, bukan sekadar pencarian. Dengan GEO, sebuah bisnis akan bisa memastikan dirinya terbaca, dipahami, dan direkomendasikan oleh mesin seperti ChatGPT, Gemini, atau Copilot.
Karena di masa depan, keputusan pembelian tidak lagi dimulai dari mesin pencari, tapi dari percakapan dengan AI.
Rasinesia


Pingback: Japan Tech Indonesia 2025 Jadi Pintu Gerbang Kolaborasi IT Jepang & Indonesia – Rasinesia