
JAKARTA – Bagi sebagian pasangan, bereksperimen dengan berbagai posisi seks dapat memberikan kepuasan tersendiri. Konon, gaya baru bisa meningkatkan gairah saat berhubungan.
Karena alasan ini, banyak pasangan mencoba berbagai gaya, seperti oral atau pun anal. Rimming adalah salah satu jenis aktivitas seks oral pada daerah anus. Terdengar menjijikan bagi sebagian orang, tetapi sebagian pasangan ada yang melakukannya demi mendapatkan rangsangan seksual.
Berdasarkan laman Alodokter, seks oral pada anus memang bisa memberikan rangsangan seksual karena panggul manusia memiliki sekelompok saraf yang disebut dengan saraf pudendal. Saraf ini bertugas memberikan sinyal dari alat kelamin dan anus ke otak, yang membuat pasangan mampu untuk buang air besar ataupun buang air kecil.
Nah, karena cabang saraf pudendal ini tersebar hingga ke lapisan tipis antara anus dan alat kelamin, maka aktivitas menjilat atau mencium bagian tepi anus pasangan bisa memunculkan gairah seksual.
Aktivitas ini bisa dijadikan foreplay yang menyenangkan, tetapi kebanyakan orang tidak mengalami orgasme hanya dengan melakukan rimming. Tidak hanya itu, tidak semua orang nyaman dengan rimming.
Namun, sebenarnya apa itu rimming dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan?
Rimming
Dilansir dari berbagai sumber, rimming atau anilingus adalah aktivitas seksual di mana seseorang memberikan rangsangan kepada pasangannya di daerah anus dengan menggunakan lidah. Jenis aktivitas seksual ini melibatkan seks oral, yang bagi sebagian orang dianggap memberikan sensasi yang cukup baru selama hubungan seksual.
Meskipun dapat meningkatkan gairah seks, namun banyak orang bertanya-tanya apakah aktivitas ini berbahaya atau tidak? Meskipun studi tidak menemukan kasus penularan HIV melalui aktivitas ini, tapi ada banyak penyakit lainnya yang mudah tertular termasuk herpes, parasit usus, hepatitis A dan hepatitis E.
Lalu, apa saja risiko kesehatan dalam melakukan rimming saat berhubungan?
Gangguan pencernaan
Kebersihan kamu dan pasangan menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan rimming. Ingat, anus bukan area yang benar-benar steril!
Bayangkan saja, bila masih ada feses tertinggal di anus atau pasangan sedang mengalami infeksi saluran pencernaan, perpindahan bakteri, seperti Salmonella, Shigella, atau E. coli, dari feses ke mulut akan lebih mudah terjadi.
Hal ini bisa memicu beragam gangguan pencernaan, termasuk diare, sakit perut, dan disentri.
Infeksi bakteri
Risiko kesehatan dari rimming yang dapat ditimbulkan adalah berkembangnya infeksi bakteri seperti E. Coli, Salmonella, Shigella dan bakteri lain yang berbahaya bagi kesehatan. Jika memiliki infeksi bakteri, beberapa gejala yang mungkin dirasakan seperti diare, sakit perut, dan demam.
Jika kamu atau pasangan sedang mengalami infeksi jamur Candida, baik di mulut maupun di anus, sebaiknya tunda dulu untuk melakukan rimming. Pasalnya, rimming bisa menularkan infeksi jamur dari anus ke mulut ataupun sebaliknya.
Meski bukan penyakit menular seksual, infeksi jamur bisa menyebabkan gejala berupa anus gatal atau sariawan di mulut. Kedua kondisi ini bisa mengganggu kenyamanan hingga mengganggu aktivitas harian.
Infeksi parasit
Bukan hanya bakteri, parasit yang masuk melalui mulut juga dapat menginfeksi tubuh. Meskipun dapat diobati dengan bantuan antibiotik yang dapat diperoleh dari dokter, infeksi parasit dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan.
Kebersihan anus yang tidak terjaga juga berpotensi menyebabkan infeksi parasit. Soalnya, parasit dari feses, seperti giardia atau cacing pita, dapat berpindah ke mulut saat melakukan rimming. Hal ini bisa menimbulkan masalah pencernaan, termasuk sakit perut dan diare.
Penyakit menular seksual
Bahaya lain yang bisa timbul dari aktivitas seksual adalah risiko tertular penyakit menular seksual seperti herpes dan kutil kelamin.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan seperti nyeri, gatal, bahkan pendarahan alat kelamin.
Tips Aman Melakukan Rimming
Rimming memang dapat mendatangkan banyak penyakit bagi tubuh. Jika merasa penasaran dan ingin mencobanya, rimming dapat dilakukan dengan beberapa syarat. Sebab, cukup banyak penyakit yang mungkin ditularkan lewat seks oral rimming.
Namun, bukan berarti penularannya tidak bisa dicegah. Agar lebih aman saat melakukan rimming, tips berikut ini bisa kamu terapkan dengan pasangan:
- Jagalah kebersihan diri dengan mandi sebelum berhubungan seksual.
- Gunakan sabun antibakteri untuk membersihkan area anus.
- Selalu bersihkan anus dengan air bersih yang mengalir sebelum dan setelah berhubungan seksual.
- Hindari perilaku seks berisiko, seperti seks bebas atau bergonta-ganti pasangan.
- Gunakan dental dam saat melakukan rimming.
- Hindari rimming saat kamu atau pasanganmu sedang mengalami gangguan pencernaan.
- Jangan melakukan rimming saat kamu atau pasanganmu memiliki luka atau perdarahan di anus atau mulut.
- Lakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular seksual, seperti vaksin HPV, hepatitis A, dan hepatitis B.
Tips lain yang tak kalah penting adalah lakukan pemeriksaan penyakit menular seksual secara rutin. Walau pemeriksaan ini terkesan menakutkan, tetapi masih menjadi pilihan terbaik untuk melindungi diri dan mencegah penularan penyakit ke pasangan.
Di samping melakukan pencegahan penyakit, diskusi bersama pasangan sebelum melakukan rimming juga perlu dilakukan. Tidak semua orang menyukai rimming. Jadi, jujurlah bila kamu tidak menginginkannya dan jangan memaksa pasanganmu jika ia tidak menyukainya.
Komunikasi yang baik merupakan kunci dari hubungan seksual yang sehat. Selama kamu dan pasangan sama-sama setuju untuk melakukan rimming dan menikmatinya, aktivitas tersebut bisa menjadi foreplay yang menyenangkan.
Bijaklah dalam berhubungan seksual demi menjaga kesehatan kamu dan pasangan.
Rasinesia